Sabtu, 03 Maret 2012

chantika.com

chantika.com


100 foto jurnalistik Indonesia tampil di festival Biennale 2012

Posted: 02 Mar 2012 07:28 AM PST

Managing Director Grid Biennale 2012 Hans Peter Schoonenberg (2 kanan) didampingi Project manager Annelien Kers (2 kiri) mendengarkan penjelasan Kepala Fungsi Penerangan KBRI Den Haag Bonifatius Herindra (kanan) serta Hermanus Prihatna dari LKBN ANTARA tentang rencana partisipasi Indonesia dalam GRID 2012 5th International Photography Biennale Amsterdam Metropolitan, di Amsterdam, Belanda, Rabu (29/2). (FOTO ANTARA/Benny S Butarbutar) Amsterdam (ANTARA News) – Komite GRID Biennale 2012 mengapresiasi karya fotografi jurnalistik dan film pendek Indonesia yang akan diikutsertakan pada festival foto dan visual art yang akan berlangsung Mei-Juni mendatang di Amsterdam, Belanda.

Kekaguman akan karya fotografi jurnalistik Indonesia dikemukakan Managing Director GRID Biennale 2012 Hans Peter Schoonenberg kepada delegasi Indonesia yang dipimpin Kepala Fungsi Penerangan dan Kebudayaan KBRI Den Haag Bonifatius Herindra di Amsterdam, Belanda, Rabu (Kamis WIB).

KBRI Den Haag pada kesempatan itu memastikan keikutsertaan Indonesia sekaligus menyerahkan sejumlah buku berisi sekitar seratus foto jurnalistik hasil karya wartawan foto kantor berita ANTARA untuk dikutsertakan dalam festival dua tahunan di Amsterdam tersebut.

Schoonenberg yang didampingi sejumlah manajer pelaksana kegiatan GRID Biennal menyatakan, pesan yang disampaikan Indonesia melalui karya-karya foto jurnalistik yang bercerita tentang kehidupan, masyarakat urban dan lingkungannya bisa menjadi pesan yang kuat bagi dunia internasional akan persoalan masyarakat global seperti yang anyak dihadapi saat ini.

“Foto-foto ini cukup jelas menceritakan persoalan yang dihadapi dunia global walau mengambil contoh hanya di Indonesia. Persoalan di kota-kota besar dengan masyarakatnya selalu memiliki sisi kontras sehingga menjadi pesan yang kuat bagi negara manapun yang mengalaminya,” kata Schoonenberg.

Sementara itu, Bonifatius Herindra menyampaikan keyakinannya bahwa karya fotografi Indonesia akan memberikan pemahaman baru tentang perkembangan foto jurnalistik Indonesia serta perannya dalam mengangkat persoalan kemasyarakatan secara unik mengingat acap kali terabaikan di tengah perubahan yang sangat dinamis, kompleks dan penuh persaingan.

“Ini seperti berbagi aspirasi dari Indonesia kepada dunia. Dinamika kehidupan urban senantiasa mengingatkan pentingnya kearifan warganya dalam melakukan interaksi dengan sesama dan lingkungannya, pada saat kenyamanan dan kesejahteraan menjadi harapan bersama,” kata Bonifatius.

Anggota delegasi Indonesia lainnya adalah Hermanus Prihatna dan Benny S Butarbutar turut menjelaskan mengenai pesan setiap contoh dari foto-foto dan film yang diserahkan ke pihak panitia Biennal. Delegasi Indonesia bahkan terlibat pembicaraan teknis seperti jumlah foto, proses seleksi dan bentuk serta lokas yang akan dipilih.

“Kami memperkirakan akan membawa sekitar seratus foto dan dua film pendek untuk ditampilkan di festival yang cukup bergengsi ini. Kami juga senang karena pihak panitia begitu kooperatif untuk memberikan lokasi utama bagi karya-karya Indonesia. Jadi kami harus betul-betul mempersiapkan karya-karya berkelas Internasional,” kata Kepala Divisi Pemberitaan Foto itu.

Festival GRID Biennale pertamakali dilangsungkan tahun 2002 bertempat di Amsterdam dengan jumlah pengunjung yang umumnya mencapai ratusan ribu orang. Pada tahun 2010 tercatat sebanyak 400.000 orang datang dari manca negara untuk menyaksikan festival tersebut.

Besarnya pengunjung dan minat negara-negara lain seperti dari Asia dan Afrika membuat pihak penyelenggara memperluas areal pameran ke sejumlah kota di sekitar Amsterdam pada tahun-tahun berikut.

(B011) Editor: Suryanto

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Lady Gaga dirikan yayasan untuk kaum mudaLady Gaga menggunakan ketenarannya untuk mendirikan yayasan bagi kaum muda. Yayasan tersebut diresmikan di Universitas …100 foto jurnalistik Indonesia tampil di festival Biennale 2012Komite GRID Biennale 2012 mengapresiasi karya fotografi jurnalistik dan film pendek Indonesia yang akan diikutsertakan …Komaruddin Hidayat dan film Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Komaruddin Hidayat teringat masa kecilnya di Pondok Pesantren Pabelan, Magelang, …

View the original article here

Para artis bakar ratusan CD bajakan di Surabaya

Posted: 02 Mar 2012 07:22 AM PST

Produk bajakan itu telah menguasai pasar sebanyak 90 persen

Surabaya (ANTARA News) – Sejumlah artis yang tergabung dalam Persatuan Artis Musik Melayu-Dangdut Indonesia (PAMMI) membakar ratusan CD, VCD, DVD bajakan di halaman Hotel Garden Palace Surabaya, Jumat sore, sebagai upaya memerangi pembajakan di Tanah Air.

Mereka antara lain Ketua Umum PAMMI Rhoma Irama, juga ada Cyntiasari, Puri Rahayu (Ketua PAMMI Jatim), Aka Surya, dan perwakilan pengurus DPD PAMMI Jatim.

Humas PAMMI Surabaya Daniel Lukas Rorong mengatakan, aksi pembakaran VCD bajakan ini bagian dari rangkaian persiapan menjelang Musyawarah Nasional (Munas) PAMMI ke-3 di Surabaya pada 3-4 Maret 2012.

“Pembakaran ini juga sebagai simbol perang terhadap tingginya pembajakan hak cipta di Indonesia,” katanya.

Menurut dia, hal itu dirasa sangat merugikan seniman, terutama pemusik, penyanyi dan pencipta lagu.

Daniel mengatakan, peredaran CD, VCD dan DVD bajakan di pasaran lebih menguasai dibandingkan yang asli (original).

“Produk bajakan itu telah menguasai pasar sebanyak 90 persen,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum PAMMI Rhoma Irama yang turut dalam aksi pembakaran VCD bajakan ini meresahkan tingginya pembajakan hak cipta di Indonesia, bahkan termasuk yang tertinggi di dunia.

Raja dangdut ini menandaskan, dari seluruh wilayah di Indonesia, Jawa Timur adalah daerah yang menjadi pusat pembajakan terbesar di Indonesia.

“Jawa Timur ini adalah daerah yang menjadi pusat pembajakan tertinggi di Indonesia. Kami telah bekerja sama dengan aparat kepolisian untuk memberantasnya hingga ke akar-akarnya,” kata musisi kelahiran Tasikmalaya, 11 Desember 1946 ini.

Untuk melindungi hak kekayaan intelektual (HAKI) dari pembajakan, pentolan Soneta Group itu juga bakal memasukkan permasalahan tersebut dalam visi misi yang menjadi agenda Munas PAMMI ke-3.

“Masalah pembajakan nanti akan menjadi salah satu misi dan visi Munas,” ujarnya.

Saking kesalnya, musisi yang tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record tersebut pada 14 Desember 2011 lalu sempat mendatangi Mapolda Jatim untuk meminta polisi agar lebih serius mengusut tuntas kasus pembajakan hak cipta.

Rhoma menyatakan, akibat dari pembajakan ini membuat negara kehilangan devisa hingga Rp12 Trilliun selama 1 tahun jika dibiarkan terus menerus.

“Kami berharap agar pemerintah dan aparat kepolisian serius dalam menangani pembajakan ini,” katanya.

(A052/I007) Editor: Suryanto

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Komaruddin Hidayat dan film Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Komaruddin Hidayat teringat masa kecilnya di Pondok Pesantren Pabelan, Magelang, …

View the original article here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar