Sabtu, 28 April 2012

chantika.com

chantika.com


Gunakan Tabir Surya Untuk Melindungi Kulit Dari Sinar UVA

Posted: 28 Apr 2012 06:53 AM PDT

Paparan sinar ultraviolet A (UVA) berdampak buruk bagi kulit. Apalagi bagi Anda yang beraktivitas di luar ruang mulai pukul 09:00 hingga 15:00. Radikal bebas yang berasal dari sinar UV dapat merusak jutaan sel sehat pada lapisan epidermis.
Paparan UVA tak bisa dihindari, radikal bebas pun tak mudah dimusnahkan, namun Anda dapat menangkal serangan yang membahayakan kulit dengan perawatan tepat. Langkah paling sederhana melindungi kulit dari pengaruh buruk radikal bebas adalah dengan rutin menggunakan pelembab dan tabir surya.

“Pelembab yang mengandung SPF tak lantas melindungi kulit sepenuhnya, karena fungsi utamanya adalah untuk melembabkan. Perlindungan kulit dari paparan sinar UV didapatkan dari tabir surya mengandung PA++ yang dipakai setelah menggunakan pelembab,” jelas Ari Martono, Education Manager Kiehl’s Indonesia, di sela acara Kiehl’s Beauty, Art & Style Talk Show di Sogo Plaza Senayan, Jakarta, Sabtu (28/4/2012).

Ari menjelaskan 90 persen kerusakan kulit merupakan dampak dari efek paparan sinar UVA. Inilah sebabnya aplikasi rutin tabir surya menjadi penting sekaligus kunci perawatan kulit wajah.

Ia menambahkan, jika tidak menggunakan tabir surya, penuaan pun lebih cepat muncul. Tandanya muncul bintik hitam pada wajah, kulit mengalami dehidrasi, terlihat kusam dan teksturnya menjadi lebih kasar.

“Penggunaan tabir surya dapat memproteksi kulit dari radikal bebas yang dapat merusak jutaan sel sehat di kulit lapisan epidermis. Kalau sel sehat ini rusak, kemampuan regenerasi sel akan melemah,” jelasnya.

Sebaiknya gunakan tabir surya sebagai tahap akhir ritual perawatan kulit harian, setelah pembersihan wajah dan penggunaan pelembab. “Pakai tabir surya 15-20 menit sebelum beraktivitas di luar ruang,” sarannya.

Sumber:Kompas

Cara Mencegah Jerawat Akibat Poni

Posted: 28 Apr 2012 06:41 AM PDT

 

Potongan rambut poni memang merupakan cara terbaik untuk menyembunyikan dahi yang lebar atau menonjol. Namun apakah Anda memperhatikan bahwa poni membuat dahi Anda cenderung berjerawat?

Jerawat di bagian dahi atau garis rambut biasanya disebabkan kontak antara rambut dan kulit secara terus-menerus, sehingga menumpuk sisa produk penataan rambut ke wajah. Agar dahi tidak malah langganan berjerawat karena poni yang kotor, simak cara untuk mencegah timbulnya problem kulit akibat paparan bahan-bahan kimia melalui rambut.

1. Kenakan aksesori rambut. Menyingkirkan poni dari dahi dengan menggunakan aksesori rambut merupakan cara mudah untuk memberi kesempatan pada kulit untuk bernafas. Tentu saja Anda tidak perlu menjepitnya setiap saat. Poni membuat wajah terlihat lebih muda, itu sebabnya Anda memakai guntingan ini kan? Tetapi ketika sedang tidak butuh memamerkan poni, kenakan bandana misalnya saat beres-beres di rumah, shower cap ketika sedang melakukan perawatan wajah, dan tentunya headband ketika sedang nge-gym. Sesekali pasang bando atau jepit untuk menciptakan penampilan yang berbeda.

2. Gunakan produk perawatan wajah dengan formula yang lembut. Hindari menggunakan facial scrub dengan butiran yang kasar, karena akan memperparah kondisi kulit Anda. Pada malam hari, aplikasikan serum eksfoliasi untuk membantu melenyapkan sel-sel kulit mati, dan oleskan produk perawatan dengan bahan asam salisilat pada kulit yang bermasalah. Selalu sediakan tisu pembersih atau kertas minyak untuk membersihkan sisa-sisa produk perawatan wajah yang berpindah dari rambut ke dahi Anda.

3. Perhatikan cara menata rambut.
Dengan membuat sedikit perubahan, Anda bisa melindungi kulit wajah dari paparan bahan kimia. Ketika akan menggunakan hairspray, semprotkan bahan tersebut pada sisir untuk mencegah hairspray berubah menjadi semacam facial mist karena bahan turut terpapar di wajah. Hindari mengaplikasikan produk di sekitar garis rambut atau langsung ke kulit kepala. Oles atau semprotkan produk pada batang rambut, mulai bagian tengah ke ujungnya.

Sumber:Kompas

Madonna Biasa Bertukar Sepatu Dengan Putrinya

Posted: 28 Apr 2012 06:24 AM PDT

Madonna (53) bercerita, ia dan putrinya, Lourdes, yang berusia 15 tahun, kini biasa bertukar pakai sepatu.

Artis musik kawakan yang memiliki label fashion Material Girl bersama Lourdes ini mengaku menyukai sepatu kets Converse Lourdes. “Saya biasa mengenakan sepatu kets Converse-nya. Ia selalu mengenakan boots tentara milik saya. Ia memiliki gaya yang mengagumkan,” tutur Madonna kepada majalah Life & Style. “Tapi, seperti umumnya ibu-ibu, saya mengatakan, ‘Kamu tidak bisa berdandan seperti itu!’” sambungnya.

Jika Lourdes–buah cinta Madonna dengan mantan kekasihnya yang juga pelatih olah raga pribadinya, Carlos Leon–berlaku tak pantas, Madonna sepertinya berbuat keras terhadap Lourdes. “Ia seorang pemberontak! Saya mengambil teleponnya,” kata Madonna, yang juga punya seorang putra, Rocco (11), dari perkawinannya yang kandas dengan sutradara Guy Ritchie, dan mengadopsi dua anak berusia enam tahun, David dan Mercy.

Sumber:Kompas

Demi Moore Digosipkan Menjalani Bedah Plastik

Posted: 28 Apr 2012 05:59 AM PDT

Demi Moore (49) membantah gosip yang menyebut bahwa ia telah menjalani bedah plastik demi penampilan seksinya dalam film Charlie’s Angels: Full Throttle.

“Mungkin suatu hari nanti saya akan menjalani bedah plastik. Mengesalkan saya, orang-orang terus-menerus mengatakan berapa banyak uang saya habiskan untuk bedah plastik,” ujarnya.

Moore, yang sekarang terlihat lebih langsing dan cantik daripada ketika ia masih berusia 20-an dan 30-an, mengutarakan bahwa ia memiliki penampilan muda itu karena gaya hidup yang aktif, diet rendah kalori yang sehat, dan perawatan wajah yang sederhana.

Moore, yang tadinya memiliki garis-garis halus dan kerut pada wajahnya, baru-baru ini telah menggunakan rangkaian produk perawatan kulit dari salah satu merek Italia. Rangkaian produk itu mengandung 100 persen bahan-bahan alami yang mengencangkan dan mencerahkan kulit wajah secara efektif.

Sumber:Kompas

Para Remaja di Korsel Dilarang Menonton Lady Gaga

Posted: 28 Apr 2012 05:31 AM PDT

 Para pejabat Korea Selatan melarang mereka yang berusia di bawah 18 tahun untuk menyaksikan konser penyanyi popo Amerika Serikat, Lady Gaga.

Lady Gaga yang terkenal dengan kostum dan gerakan tari yang seronok memulai tur dunianya di Ibu Kota Korea Selatan, Jumat (27/4/2012).

Para pejabat menyatakan alasan pelarangan itu adalah konstum dan musik Gaga yang mereka sebut cabul atau terlalu seksi.
Lady Gaga akan tampil di stadion Olimpiade dengan kapasitas 70.000 kursi. Kelompok-kelompok Kristen di Korea Selatan melakukan serangkaian protes menentang penampilan Lady Gaga.

Pihak penyelenggara mengatakan mereka akan mengembalikan tiket bagi mereka yang berusia di bawah 18 tahun dan akan melakukan pemeriksaan usia sebelum konser dimulai.

Konser dunia Gaga ditujukan untuk mempromosikan album terbarunya, Born This Way, judul salah satu lagunya yang terjual satu juta kopi dalam lima hari pertama penjualan.

Lady Gaga mengatakan dalam akun Twitternya, Senin lalu, “Sangat senang! Panggung merupakan satu hal yang lebih dari mimpi saya. Saatnya gladi bersih sekarang!”

“Saya akan menampilkan tur terbaik dalam hidupmu,” kata Gaga kepada 23 juta pengikutnya di Twitter.

Ke Indonesia Bulan Juni

Situs bintang pop itu menyebutkan dirinya pernah dinominasikan dalam 10 penghargaan musik Billboard termasuk Top Artist, Top Female Artist (Artis Perempuan Terbaik), dan Top Pop Album.
Penghargaan Billboard Music tahun ini direncanakan berlangsung tanggal 20 Mei.
Lady Gaga akan melanjutkan tur dunianya ke Indonesia pada bulan Juni.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Amidhan menyatakan tidak akan mentoleransi konstum seronok penyanyi itu. “Saya meminta Lady Gaga untuk menghargai budaya dan tradisi kami. Sebagian besar penduduk adalah umat Islam dan kami tidak dapat membiarkannya berpenampilan seksi,” kata Amidhan kepada kantor berita AFP.
Namun ia mengatakan tidak akan mengeluarkan fatwa terkait konser artis Amerika ini.
Belum jelas konstum apa yang akan digunakan Lady Gaga di Jakarta.

Namun untuk konser di Seoul, ia akan menggunakan empat busana buatan Giorgio Armani, yang diumumkan Senin lalu.

Sumber:Kompas

Solusi Agar Tas Anda Tak Menimbulkan Penyakit

Posted: 28 Apr 2012 01:54 AM PDT

Tas selalu menemani ke mana pun kita pergi, ke kantor, kafe, toilet, pesta, ke mana pun. Sayangnya, jarang terpikir oleh kita bahwa sahabat setia ini ternyata bisa menjadi sumber penyakit. Mulai sakit punggung, kaku leher, hingga menyebabkan saraf tubuh bagian belakang terjepit. Periksa kembali tas Anda dan jalani solusi ini agar terhindar dari berbagai penyakit.

1. Terlalu berat: dapat menyebabkan bahu bungkuk, sindrom impingement, sakit leher kronis.
Beberapa orang suka dengan model tas yang besar agar bisa menampung banyak barang bawaan. Satu tas bisa menampung laptop, agenda, tas make-up, dompet dan pernak pernik yang jika ditotal beratnya bisa mencapai 5 kg.

The American Chiropractic Association menyarankan agar kita tidak membawa beban yang beratnya lebih dari 10-15 persen berat badan. Distribusi beban yang tak merata dapat menyebabkan masalah postural. Seperti bahu yang melengkung, sindrom impingement atau nyeri pada bahu, sakit leher kronis, tekanan dan tegangan pada jaringan yang dapat menyebabkan rasa sakit dan kesemutan.

Solusi: Bagi beban Anda ke dalam tas lain sehingga tumpuan berat tidak hanya ditanggung oleh satu bagian tubuh Anda.

2. Jarang dicuci: dapat menyebabkan bersin dan gatal-gatal.
Dibanding dengan sepatu, tas memiliki nasib yang malang. Jika sepatu dicuci dan dibersihkan seminggu sekali, membersihkan tas sebulan sekali saja belum tentu. Akibatnya bisa ditebak. Selain kotor dan bau, tas yang jarang dicuci juga bisa menjadi sarang kuman. Bayangkan kotoran apa saja yang melekat di tas. Mulai debu jalanan, hingga kuman di toilet. Berbagai penyakit pun bisa timbul karenanya, seperti alergi (bersin dan gatal) dan influensa.

Solusi: Cuci tas minimal dua minggu sekali. Bersihkan juga bagian dalamnya dari barang-barang tidak dipakai atau dari remah-remah makanan yang sering Anda bawa.

3. Modelnya itu-itu saja: dapat menyebabkan skeliosis.
Setiap orang punya kebiasaan yang unik. Bagi Anda yang suka dengan tas sandang dan selalu membawanya di bahu sebelah kanan. Tanpa sadar, kebiasaan ini mendorong Anda untuk kerap berdiri dengan melengkungkan pinggul ke kanan.

Saat Anda membawa tas berat di satu sisi pundak dalam waktu lama, lengkuk alamiah leher yang membagi rata tekanan di tulang belakang, mulai terganggu sehingga membuat nyeri di punggung, pundak, dan kepala. Selain itu kebiasaan membawa tas sandang dapat mengakibatkan tulang belakang melengkung (skeliosis). Tak tertutup kemungkinan, saraf di area itu terjepit sehingga leher, pinggul, bahkan betis ikut terasa nyeri.

Solusi: Ganti model tas secara berkala atau miliki tas dengan beberapa model. Yang terbaik adalah model ransel karena tas ini membagi beban sama rata antara bahu kanan dan kiri. Namun demikian, bukan berarti tas ransel akan membebaskan Anda dari sakit sama sekali, terutama jika beban yang disandang melampaui kemampuan.

Nah, jika kedua bahu sudah terasa sangat nyeri, tak ada pilihan lain kecuali menggendong tas di depan tubuh untuk mengurangi rasa sakit tersebut. Jika menggunakan tas bahu, usahakan secara berkala memindahkannya dari sisi satu ke sisi lain. Kebiasaan ini bisa mengurangi risiko nyeri pada sendi, dan otot akibat tekanan berat yang terus menerus.

4. Tali tidak sesuai bentuk tubuh: dapat menyebabkan tekanan berlebih pada bahu dan punggung.
Entah itu terlalu panjang atau terlalu pendek, masih menurut The American Chiropractic Association, tas dengan tali permanen (tidak bisa dipanjang-pendekkan), dapat memicu nyeri otot bahu dan punggung. Begitu juga dengan tas bertali terlalu tipis atau sempit.

Solusi: Pilihlah tali selempang (strap) yang lebar dan memiliki bantalan. Tali seperti ini akan mendistribusikan tekanan pundak sehingga Anda merasa lebih nyaman. Pilih juga desain strap yang bisa diatur sesuai bentuk badan. Namun jika Anda bersikeras memilih tas dengan tali sempit, sebaiknya jangan membawa barang terlalu berat.

Sumber:Kompas

Tips Agar Berat Badan Stabil

Posted: 28 Apr 2012 01:45 AM PDT

Untuk menjaga kebugaran tubuhnya, Susan Bachtiar selalu menjaga pola makan sehat dengan selalu membatasi asupan kalori. Untuk Anda yang sedang ingin mengatur pola makan dan menurunkan berat badan, Susan punya beberapa tips yang bisa digunakan:

1. Kurangi makanan berminyak
Selain menimbulkan timbunan lemak di beberapa bagian tubuh (sehingga tidak sedap dipandang), makanan yang berminyak juga kurang baik bagi kesehatan. Oleh karena itu, asupan makanan yang berlemak harus dikurangi. Susan memilih untuk mengurangi pengolahan makanan yang digoreng dengan cara memanggang atau mengukusnya.

2. Mengurangi asupan gula
Gula merupakan salah satu bahan makanan yang bisa meningkatkan berat badan seseorang. Susan mengakui bahwa ia penggemar makanan manis, sehingga bila ingin berat badannya tetap stabil ia harus tegas membatasi asupan gula yang masuk. Meskipun begitu, Susan menghindari gula pengganti karena menurutnya mengandung aspartam yang bisa berbahaya untuk kesehatan.

3. Tidak menyimpan makanan
“Usahakan memasak hanya untuk sekali makan dan dihabiskan,” sarannya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesegaran makanan, dan menghindari penumpukan ikatan lemak yang berbahaya karena reaksi kimia yang ditimbulkan. Untuk nasi merah, biasanya Susan menyimpannya ke dalam lemari es, lalu mengambil secukupnya untuk makan selanjutnya.

4. Jangan terlalu menyiksa diri
Diet merupakan usaha keras yang dilakukan untuk membatasi pola makan, jadi sebenarnya tubuh sudah berjuang keras untuk melakukannya. Maka tak ada salahnya untuk memberikan penghargaan pada diri sendiri atas upaya yang dilakukan dengan menikmati makanan sesekali. Hanya saja, pembatasan dan kesadaran diri juga sangat diperlukan. “Saya selalu memberi hadiah untuk diri sendiri waktu weekend dengan wisata kuliner. Tapi tetap makan dalam batas yang terkontrol,” tambahnya.

5. Kenali tubuh
Sebelum melakukan diet, sebaiknya kenali kebutuhan tubuh terlebih dulu. “Awalnya saya melakukan diet golongan darah A, yang seharusnya menuntut saya menjadi vegetarian. Tapi kendalanya saya punya vertigo, sehingga harus makan daging merah. Maka sebelum memutuskan diet, kenali kondisi tubuh dan kombinasikan dengan diet yang dijalankan,” pungkasnya.

Sumber:Kompas

Kenali Karakter Desainer Sebelum Memilih Koleksinya

Posted: 28 Apr 2012 01:36 AM PDT

Anda bisa mengenali kualitas busana buatan desainer dari konsep rancangannya. Desainer yang memiliki konsep kuat dalam rancangannya, akan menghasilkan koleksi busana yang jauh lebih berkualitas.

Jadi, kalau Anda berminat mengoleksi busana buatan desainer, kenali lebih dahulu seperti apa konsepnya. Untuk bisa mengenali seperti apa konsepnya, Anda dapat mengumpulkan berbagai informasi mengenai desainer dan rancangannya dari berbagai ulasan fashion.

Lantas apa hubungannya konsep dengan hasil akhir busana? Mengenai hal ini desainer berpengalaman lebih dari 10 tahun, Lenny Agustin punya penjelasan. Ia mengatakan konsep rancangan yang kuat berdampak pada pemilihan bahan, bahkan terlihat jelas saat desainer menampilkan koleksinya di pagelaran busana.

“Kalau rancangan tidak berkonsep, akan sangat terlihat pada pemilihan bahan, selain juga terlihat jelas dari fashion show, termasuk dalam pemilihan judul koleksinya, yang kurang berkualitas,” jelas Lenny saat bedah buku perdananya, Fashion is My Playground di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Bagi Lenny, kekuatan konsep inilah yang akan menentukan kualitas busana rancangan desainer. Semestinya, desainer mampu menuangkan berbagai ide dan inspirasi yang didapatkannya, ke dalam konsep rancangan, sebelum akhirnya memproduksi busana yang siap dipakai penikmat fashion.

Pentingnya konsep dalam rancangan busana menjadi pesan penting yang ingin Lenny sampaikan melalui bukunya. Juga melalui roadshow yang menyasar pecinta fashion, utamanya sekolah mode, agar desainer muda mampu menghasilkan koleksi busana dengan kualitas tinggi.

Lenny sendiri mengaku memiliki bank konsep, yang siap direalisasikan menjadi berbagai koleksi busana. Selain menyimpan konsep, ia pun kerap menyimpan material dan bahan rancangan dari hasil penelusuran juga perjalanannya ke berbagai tempat.

Lantaran memiliki konsep rancangan yang kuat, Lenny pun leluasa menciptakan busana kaya detil.

“Karena konsep sudah kuat, biasanya saya akan fokus mengerjakan detil. Saya selalu ingin merancang busana dengan lebih banyak detil dari pekerjaan tangan, tapi seringkali tidak terwujud sepenuhnya lebih karena pertimbangan waktu,” ungkapnya.

Sumber:Kompas

Tak Semua “High Heels” Nyaman Dipakai

Posted: 28 Apr 2012 01:25 AM PDT

Model sepatu high-heels terus bertambah dan semakin gaya, apalagi dengan paduan warna yang menggoda mata. Meski memiliki desain dan warna menarik, tak semua high-heels kelas atas nyaman dipakai berjalan kaki.

Maestro stiletto, Christian Louboutin pun mengakui, high-heels kerap menimbulkan penderitaan saat dipakai berjalan. “High heels merupakan kenikmatan yang menyakitkan. Kalau Anda tak bisa berjalan dengannya, jangan memakainya,” akunya.

Meski begitu, para perancang sepatu punya argumennya sendiri dan tak henti berkreasi mencipta ragam model high-heels dengan ukuran dan harga yang semakin tinggi. Semakin tinggi harga high heel semakin nyaman dipakai, ini argumennya.

Penulis dan jurnalis fashion penggemar high-heels, Liz Jones menguji argumen ini. Seminggu penuh ia mengukur sejauhmana kenyamanan sepatu high-heels mahal yang diklaim nyaman. Ia menemukan, sepatu high-heels mahal belum tentu memberikan kenyamanan saat berjalan.

Meski begitu, kecintaannya pada high-heels membuatnya tak berpaling dari sepatu hak tinggi ini. Bahkan high-heels telah mendiktenya dalam beraktivitas setiap hari.

Jones juga tak terpengaruh oleh ulasan yang mengatakan sepatu model ballet pumps merupakan tren terkini menggantikan model platform atau sepatu hak pendek kembali digemari sebagai alternatif model wedges. Faktanya, sepatu hak tinggi selalu ada di mana-mana, terpajang dengan indahnya di etalase toko, dan banyak perempuan masih mengandalkannya untuk memberikan ilusi pada kaki. Kaki terlihat lebih panjang dan ramping kalau perempuan menggunakan high-heels.

Untuk membuktikan pengakuan  Louboutin tentang penderitaan memakai high-heels, Jones melakukan eksperimen dengan tujuh model sepatu hak tinggi dari berbagai kelas ini:

Christian Louboutin (sekitar Rp 11 juta)
Model sepatu Mary Janes dari Christian Louboutin merupakan sepatu versi mewah berharga tinggi. Terbuat dari bahan kulit yang lembut, dirancang dengan sol merah melambangkan keberanian. Menurut Jones, bagi Anda yang memiliki jari kaki berukuran besar, model sepatu ini hanya akan membuat sakit dan menimbulkan kemerahan pada kaki saat sepatu dipakai karena bagian ujung nya berukuran kecil.  Tali pada pergelangan kaki juga terlalu tipis, sehingga menyulitkan untuk dipakai.

Zara.com ( sekitar Rp 739.000)
High-heels perpaduan warna pink dan oranye ini mewakili tren color blocking yang kembali digemari. Sandal model platform setinggi 5 cm ini memiliki dimensi seperti pensil, sangat ramping. Model high-heels ini masih nyaman saat dipakai berjalan,  namun bagi Anda yang memiliki betis besar, high-heels super-slim ini justru akan membuat kaki berukuran besar semakin menonjol.

Kurtgeiger.com (Rp 4,3 juta)
Model sandal dua tali warna pink tipe Himalaya ini terasa nyaman dipakai, dan membuat penggunanya merasa lebih aman saat berjalan kaki dengan high-heels. Meski berjalan kaki di jalan yang licin selama 15 menit, sandal tinggi ini tetap nyaman dikenakan. Bagi Anda yang bertubuh kecil, ankle strap berukuran besar pada sandal ini kurang tepat untuk Anda. Meski begitu, kalau bicara soal nyaman, Jones mendapatkannya dari sandal ini.

Gina.com (sekitar Rp 9,2 juta)
Menurut Jones, sepatu tipe Adele turquoise ini dirancang dengan sangat baik. Sepatu setinggi 5 cm ini nyaman dipakai termasuk saat berdiri lama. Ia pun mengakuinya, sepatu ini paling nyaman dipakai dibandingkan merek lainnya.

Office.co.uk (sekitar Rp 1,1 juta)

Sepatu high-heels color blocking juga didapati dari koleksi Office.co.uk ini. Warna dasar terang seperti biru, merah, kuning berpadu sempurna dengan hitam. Sandal setinggi 5 cm ini bisa memberikan ilusi kaki panjang sekaligus juga kenyamanan saat berjalan kaki. Anda bisa tampil gaya dan berjalan dengan nyaman saat menggunakannya.

Jimmychoo.co.uk (sekitar Rp 11 juta)
Kali ini Jones percaya dengan pernyataan Louboutin, bahwa sepatu mahal tak selamanya nyaman dipakai. Merek sepatu Jimmy Choo setinggi 15 cm ini tepat dipakai untuk bergaya. Resleting pada bagian belakang membuat kaki “terbungkus” sempurna, dan angkle strap yang menutupi kaki membuatnya terlihat lebih kencang dan ramping. Namun, rasa sakit mulai terasa di bola kaki ketika sepatu ini dipakai berjalan, dan tak adanya lapisan pada sol membuat penggunanya merasakan derita. Saat Anda memakainya, Anda akan lebih sering membutuhkan kursi dan lebih menyukai duduk ketimbang berdiri apalagi berjalan kaki dengan jarak jauh.

Rasa sakit yang dirasakan saat berjalan dengan sepatu ini berada di urutan kedua setelah koleksi Louboutin.

Axparis.co.uk ( sekitar Rp 473.000)
Sepatu ini merupakan versi murah dari sepatu platform hitam Louboutin yang dikenakan Victoria Beckham saat menghadiri Royal Wedding. Dari segi desain tak banyak yang bisa dibanggakan dari sepatu warna cobalt ini. Namun, sepatu ini nyaman dipakai dan Jones pun mengakuinya. Ia nyaman berjalan kaki dengan dua anjingnya menggunakan high-heels setinggi 15 cm ini, meski ia tak bisa berjalan kaki terlalu jauh ketika mengenakannya.

Rasa nyaman didapati dari sepatu ini, sama seperti dua sepatu lainnya yang dibanderol dengan harga lebih terjangkau.

Jones pun menyimpulkan, sepatu high-end tak lebih nyaman dari sepatu kelas high-street. Sepatu yang lebih terjangkau justru lebih mampu memberikan rasa nyaman, dan tak membuat penggunanya merasa takut terkilir saat memakainya.

Sumber:Kompas

Sepatu yang Modelnya Aneh Makin Disuka

Posted: 28 Apr 2012 01:10 AM PDT

Saat hadir dalam acara pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton, April 2011, penampilan Victoria Beckham menjadi perbincangan pemerhati mode. Dipadukan dengan gaun longgar -karena saat itu Victoria tengah hamil- dan topi berwarna hitam, istri David Beckham ini mengenakan sepatu yang terbuat dari satin hitam dengan hak setinggi 16,5 cm dan 6,35 cm di sol bagian depan.

Beberapa hari setelah Victoria mengenakan sepatu berjenis platform (sepatu dengan hak dan sol depan yang tinggi) dari Christian Louboutin ini, sepatu-sepatu serupa menjadi serbuan pencinta mode. Di semua butik sepatu Louboutin, sepatu ala Victoria habis terjual.

Victoria, yang memang penggemar sepatu Louboutin, juga pernah mengenakan sepatu asal Perancis tersebut dengan tinggi hak mencapai 20 cm.

Sepatu-sepatu tersebut tak hanya menarik perhatian karena tingginya. Tak jarang, juga karena desainnya. Lady Gaga sebagai ikon mode di panggung musik, misalnya, pernah tampil dengan sepatu yang tingginya 15 cm tanpa hak. Sepatu karya perancang Jepang, Noritaka Tatehana, ini hanya bertumpu pada paruh kaki bagian depan.

Desain yang dipakai para selebritas ini pula yang menginspirasi perancang dan pemilik bisnis sepatu di Indonesia. Di Bandung, misalnya, Dewi Arrum (24) dan Donna Turner (27) sebagai pemilik label Prugna memahami bahwa pasar tengah berselera menjajal sesuatu yang baru.

Dewi menjelaskan, model yang tampak "seram" seperti yang dipakai Lady Gaga sebenarnya cukup aman dan nyaman dipakai. "Ketika berjalan, kita memang lebih banyak bertumpu pada bagian depan kaki. Ada atau tidak ada bagian tumit, tidak terlalu masalah," ujarnya.

Meski beberapa desainnya terinspirasi dari fenomena di panggung mode, ide itu selalu diramu dengan kemampuan teknik produksi dan pertimbangan kenyamanan. Dari "ramuan" itu muncullah desain Prugna. Di mata pelanggannya, Prugna memang menawarkan sepatu yang unik.

"Makin aneh modelnya, sepertinya orang makin senang. Hanya saja, kami tetap realistis, menghitung apakah pengerjaannya memungkinkan dan tetap harus nyaman dipakai," kata Dewi.

Sebagian besar sepatu Prugna merupakan variasi bentuk wedges, yaitu sepatu yang haknya menyatu dengan bagian sol. Salah satunya adalah wedges yang dibentuk seperti kurva di bawah tumit, ada juga yang dipahat model zig-zag, atau bersusun dengan beberapa warna sekaligus.

Model wedges mereka yakini lebih "mudah" dan santai dipakai dibandingkan stiletto (sepatu dengan hak yang tipis) walaupun dibuat sama tinggi. Dengan bentuk wedges, Dewi dan Donna juga merasa bisa lebih kaya mengeksplorasi desain.

Ciri tradisional
Peluang pasar yang bagus di ranah sepatu perempuan membuat Liana Gunawan serta duet Virry Nainggolan dan Nova Tanjung di Jakarta merilis sepatu dengan merek dan ciri khas masing-masing.

Dengan merek La Spina, Liana tak hanya menjual sepatu hak tinggi dan wedges setinggi 10-12 cm yang membuat kaki perempuan terlihat jenjang, tetapi juga menyajikan keindahan Indonesia. La Spina menggunakan batik Garutan, songket, atau tenun Pinawetengan, beberapa dari sekian banyak kain tradisional Indonesia.

"Saya ingin mempertahankan ciri tradisional, tetapi dalam kesan yang ringan," kata Liana, yang kemudian membuat variasi sepatu dengan hak lebih rendah, termasuk sepatu-sepatu datar.

Virry dan Nova, yang merilis label V&N sejak Januari 2011, meyakini, kebiasaan perempuan memiliki lebih banyak sepatu dibandingkan pria menjadi peluang bisnis.

Mengandalkan jenis sepatu bersol tebal, yaitu platform dan wedges, V&N memang memiliki desain yang serupa dengan sepatu-sepatu bermerek internasional. Dengan model ini, variasi motif dan warna pada umumnya ada di bagian atas sepatu. Untuk jenis sepatu pump (sepatu tertutup), misalnya, motif kulit macan tutul atau kulit ular menjadi andalan.

Sentuhan unik juga terlihat pada sepatu sling back (sepatu tertutup di bagian depan dan terbuka di belakang dengan tali pengikat). Virry menggunakan gambar dan foto dari majalah yang dia adopsi menjadi permukaan bagian atas sepatu.

Berangkat dari kegemaran mengoleksi dan memakai sepatu, khususnya sepatu tinggi, Virry dan Nova menerima pesanan khusus untuk ukuran-ukuran tinggi. Kedua perempuan ini bahkan menyarankan pembeli memesan sepatu dengan tinggi 10 cm ke atas. "Karena sepatu tinggi itu seksi, membuat kaki jenjang yang memunculkan kepercayaan diri," ujar Nova.

Sepatu-sepatu dengan hak tinggi dan sol tebal sebenarnya bukanlah model baru di dunia mode. Seperti tren mode yang selalu berputar, jenis sepatu seperti platform pernah populer di tahun 1970-an. Tak hanya oleh remaja putri dan perempuan dewasa, sepatu platform juga dikenakan oleh remaja pria, terutama untuk sepatu dengan model hak datar.

Berdasarkan sejarahnya, sepatu-sepatu tinggi yang bernama chopines telah dipakai perempuan di Venice, Italia. Adapun kaum pria di Eropa mengenakan sepatu hak tinggi pada abad ke-17 sebagai penanda kekuasaan.

Sumber:Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar