Tampil lebih muda dengan wajah menyegarkan dan terlihat proporsional menjadi keinginan juga kebutuhan perempuan, tak terkecuali laki-laki. Mengoreksi wajah menjadi solusi penampilan yang dapat dilakukan dengan ragam pilihan cara. Mulai preventif hingga kuratif.
Kerutan pada dahi dan seputar area mata, kantung mata, cekung mata berkerut, merupakan tanda-tanda penuaan yang tak bisa dihindari seiring pertambahan usia. Perawatan tubuh rutin dan teratur sejak belia dengan berbagai pilihan produk skincare dapat mencegah penuaan dini. Aplikasi make up juga bisa mengoreksi kekurangan pada wajah. Namun, kecanggihan teknologi tak berhenti berkontribusi sampai di situ.
Botox dan filler juga masih menjadi pilihan untuk mengoreksi bentuk wajah lebih tahan lama dibandingkan make up. Meski tentunya tak ada perawatan yang sifatnya permanen tetapi membutuhkan pengulangan. Teknik penyuntikan pada area wajah yang ingin diremajakan, atau mengatasi berbagai masalah pada tubuh seperti ketiak dan telapak tangan yang cenderung basah, dengan botox atau filler, bertahan rata-rata enam bulan.
“Botox sebenarnya sudah lama hadir sekitar 1960, sementara filler sejak 1993. Orang sudah banyak tahu namun belum paham lebih dalam. Sehingga pilihan sempat beralih ke operasi plastik, dan akhirnya kini orang kembali mencari cara peremajaan yang alami,” jelas spesialis anti-aging dan estetika dr Olivia Ong, Dipl. AAAM saat temu media di Jakarta beberapa waktu lalu.
Pengganti operasi plastik
Menurut dr Olivia, sejak 10 tahun belakangan, kebutuhan koreksi wajah dengan botox dan filler kembali bertumbuh di Indonesia. Sebelumnya, perawatan yang banyak dilakukan kalangan menengah ke atas, dari kalangan sosialita juga selebriti ini, hanya bisa didapatkan di Singapura atau bahkan hingga ke Amerika.
“Banyak orang ingin hasil instan namun aman, nyaman dan prosedurnya ringkas. Setelah tindakan mereka bisa langsung beraktivitas. Botox dan filler menjadi resolusi pengganti operasi plastik. Dulu, tidak ada pilihan selain operasi plastik. Perawatan botox dan filler juga berbeda dengan perawatan lain seperti terapi kromosom,” jelasnya.
Banyak orang ingin tampil cantik namun minim pengetahuan. Inilah penyebab mengapa akhirnya tak sedikit orang salah pilih perawatan untuk mengoreksi wajah yang terlihat menua. Botox dan filler menggunakan teknik suntikan tanpa bedah.
Tujuan botox dan filler utamanya mengoreksi wajah, baik mengatasi keriput, garis halus, juga mengoreksi bentuk wajah dari yang tadinya terlalu persegi menjadi lebih proporsional. Koreksi wajah dengan injeksi botox lebih fokus pada mengatasi keturan atau berbagai gejala penuaan, juga dapat mengoreksi lengkung alis atau ujung mata yang mulai turun.
Sementara injeksi filler lebih mengisi dan mengoreksi kekurangan. Injeksi filler menggunakan gel mengandung hyaluronic acid yang sebenarnya juga dimiliki tubuh secara alami dapat menghilangkan garis senyum yang terlalu tegas, hingga menambah volume pada hidung atau bibir namun tak berlebihan. Botox untuk mengencangkan, filler untuk mengisi kembali volume hyaluronic acid dalam tubuh yang menurun karena semakin bertambah usia.
“Perawatan ini pelan-pelan juga memperbaiki sel. Hasilnya terasa 2-3 hari sampai dua minggu, tergantung kondisi dan usia. Namun rata-rata hasil maksimal didapatkan dalam satu minggu. Pelan-pelan kondisi kembali seperti semula, karenanya dibutuhkan pengulangan perawatan setiap enam bulan,” lanjut dr Olivia yang menggunakan produk Restylane dari Swedia untuk berbagai tindakan koreksi wajah ini.
Menurut dr Olivia, kebanyakan perempuan yang memilih botox atau filler, juga bisa kombinasi keduanya, lebih karena keinginan untuk tampil lebih muda. “Tujuannya lebih kepada kosmetika dan estetika,” jelasnya.
Butuh perbaikan
Namun tak sedikit juga orang yang datang ke klinik untuk injeksi botox atau filler, karena ia merasa butuh memperbaiki bagian wajahnya akibat penyakit tertentu. Dr Olivia mencontohkan, pasien penderita penyakit paru membuat kebiasaan bernafasnya memengaruhi bentuk lubang hidungnya. “Lubang hidung menjadi lebih besar dari semula, dan ia ingin memperbaiki bentuknya. Ada juga yang datang karena bermasalah dengan ketiak atau telapak tangan yang selalu basah, perawatan botox dapat mengatasi gangguan ini,” jelasnya.
Soal usia, dr Olivia mengklaim anak usia sekolah yang mengalami telapak tangan selalu basah juga bisa diatasi dengan botox. Perawatan juga aman dilakukan untuk usia hingga 80 tahun, berdasarkan pengalamannya menerima permintaan perawatan dengan botox dan filler.
Koreksi wajah menjadi kebutuhan atau sekadar keinginan, tujuannya kembali kepada masing-masing pribadi yang memiliki kepentingan atau bahkan tuntutan untuk tampil lebih baik untuk menunjang pekerjaan dan profesinya misalnya. Tentunya perawatan takkan cukup jika tak diikuti gaya hidup sehat, termasuk memenuhi asupan nutrisi, cukup minum air putih dan tidur, serta olahraga teratur.
Bagaimana dengan Anda, cara apa yang Anda kerap lakukan untuk merawat wajah agar tampak muda dan segar?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar