chantika.com |
- Gothia, Tren Model Rambut 2012 Lengkap dengan 11 Pilihan Gaya
- Tren & Tantangan Berbisnis Kuliner
- Paula Patton Bermain Cemerlang di Mission Impossible: Ghost Protocol
Gothia, Tren Model Rambut 2012 Lengkap dengan 11 Pilihan Gaya Posted: 27 Dec 2011 03:07 AM PST
Adalah remaja perempuan dari 80 negara yang berkumpul dalam pembukaan Gothia Cup 2011 di Swedia sebagai sumber inspirasinya. Irwan Team Hairdesign mencipta tren rambut terinspirasi keragaman gaya anak muda dari berbagai negara di ajang turnamen olahraga tingkat dunia ini. Perempuan yang tampil cantik alami, bebas dan riang melahirkan ide tata rambut tren 2012. Tampil dengan gaya rambut menyegarkan boleh jadi bukan kali pertama dihadirkan. Namun, koleksi tata rambut yang menyediakan lebih banyak pilihan potongan dan kreasi pewarnaan rambut, menjadi pembeda utama tren rambut Gothia dari Irwan Team Hairdesign ini. Irwan Rovani, pendiri Irwan Team Hairdesign mengatakan, setiap perempuan dapat tampil lebih muda dengan bentuk guntingan yang disesuaikan bentuk wajah. Penampilan yang segar dan muda dari gaya rambut tak hanya mengandalkan bentuk potongan, tapi juga tipe guntingan. “Tipe guntingan layer pendek di bagian belakang, dan bagian frame wajah lebih panjang dapat dijadikan solusi untuk memberikan efek natural dan face lifting,” jelas Irwan dalam siaran persnya. Selain gaya guntingan rambut, penampilan ala Gothia juga dapat diaplikasikan pada perempuan berbeda selera melalui pewarnaan. Irwan menjelaskan, penampilan berkesan muda dapat dihasilkan dari pewarnaan rambut dengan pemilihan warna dasar. “Pilih warna dasar, satu atau dua tingkat lebih muda dari warna rambut asli. Berikan sentuhan highlight ringan warna keemasan atau kecoklatan, untuk memberikan tampilan lebih chic dan stylish,” jelasnya. Anda dapat memilih gaya potongan dan penataan untuk rambut pendek hingga panjang, sesuai selera, karakter, juga gaya hidup, dari 12 koleksi Gothia kreasi Irwan Team Hairdesign: 1. Angelic Fairy 2. Dazzling Fairy 3. Flaming Lady 4. Red Princess 7. Immortal Star 8. The Lady 9. The Lunar 10. Classic Fairy 11. Queen of Gothia 12. Snow Fairy Gaya : Angelic Fairy, Dazzling Fairy, Classic Fairy Gaya : Exotic Fairy dan Blooming Rose
Gaya : The Lady, Immortal Star, The Lunar.
Gaya : Queen of Gothia, Flamming Lady, Snow Fairy. |
Tren & Tantangan Berbisnis Kuliner Posted: 27 Dec 2011 02:51 AM PST
Bisnis kuliner kian marak lantaran memiliki ‘lahan’ yang cukup potensial dan kreatif dalam pengelolaannya. Berbagai kreasi makanan mulai dari yang unik sampai ekstrem digemari pecinta kuliner Indonesia, termasuk dari segmen makanan tradisional. Tren Sementara menurut pakar kuliner Sisca Soewitomo, dari hasil pengamatannya beberapa bulan terakhir, para pelaku bisnis yang bermain di lahan kuliner tradisional dan juga makanan cepat saji masih akan mendominasi pada 2012. “Beberapa bulan terakhir ini, semakin banyak usaha franchise makanan tradisional seperti ayam, bebek, dan lainnya. Ini sebabkan karena citarasanya yang cocok dengan keinginan masyarakat Indonesia seperti sambel, sayur asem, dan lainnya,” jelas Sisca kepada Wartawan melalui hubungan telepon belum lama ini. Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Kafe dan restoran Indonesia (Apkrindo), Stevan Lie punya pandangan lain. Menurutnya, bisnis kuliner ke depan memiliki kecenderungan untuk menawarkan makanan segar yang dimasak langsung dari toko penjual bahan makanan. “Kecenderungannya, orang akan memilih bahan makanan yang fresh untuk dimasak sesuai selera, termasuk dimasak langsung di toko yang menjual bahan makanan segar tersebut,” jelas Stevan Lie, kepada Kompas Female di Jakarta beberapa waktu lalu. Tantangan Tak adanya standarisasi food safety menjadi kendala untuk mengukur sejauhmana kualitas kafe dan restoran secara keseluruhan. Bicara food safety, kata Stevan, bukan hanya kualitas makanan, namun juga penyajian, cara mengolah masakan, pelayanan, tingkat kebersihan, hingga bahan baku. “Ada grup pasar khusus yang lebih mementingkan kualitas dan pelayanan saat makan di kafe atau restoran. Ada juga yang memilih makanan dengan harga murah,” jelas Stevan. Umumnya, pemain lama di bisnis kuliner cenderung menyasar dua segmen, yakni kalangan menengah atas yang merupakan grup pasar khusus (niche market) atau pecinta kuliner yang lebih mempertimbangkan harga saat membeli makanan. Menurut Stevan, adalah tugas asosiasi untuk merespons minimnya pengetahuan juga penerapan food safety ini di kalangan pebisnis kuliner. Juga menjadi tugas asosiasi untuk menggalakkan pentingnya food safety termasuk standarisasi kafe dan restoran. Jika dibandingkan Singapura, Indonesia masih ketinggalan mengenai strandarisasi food safety di kafe dan restoran, katanya. Padahal standarisasi food safety juga penting bagi pelanggan, terutama mereka yang ingin menerapkan gaya hidup sehat. Standarisasi food safety penting untuk menghindari berbagai risiko seperti kasus keracunan makanan di restoran karena pengolahan makanan yang tak sesuai standar, kata Stevan. “Grade untuk restoran di Singapura diberikan oleh pemerintahnya. Di Indonesia, Apkrindo masih mempersiapkan mengenai standarisasi ini. Membutuhkan waktu panjang untuk bisa memiliki standarisasi seperti ini, apalagi dengan sistem grading,” ungkapnya. Stevan mengatakan, masih butuh waktu untuk membangun kepercayaan di kalangan pebisnis kuliner itu sendiri, untuk menciptakan standarisasi makanan dan minuman sebagai produk dari kafe atau restorannya. Karenanya, keterlibatan pemilik kafe dan restoran dalam asosiasi dibutuhkan untuk menciptakan industri kuliner yang lebih berkualitas di kemudian hari, agar Indonesia dapat menjadi destinasi wisata kuliner berkualitas. Apkrindo memiliki kepengurusan yang kuat di Jakarta dan Surabaya. “Di Jakarta ada 30 merek yang tergabung di asosiasi, dan ada beberapa merek yang memiliki lebih dari satu restoran atau kafe. Sedangkan di Surabaya, ada lebih dari 100 merek yang bergabung di asosiasi,” jelas Stevan. Ia menambahkan, untuk menjadi anggota Aprkrindo, dikenai biaya iuran Rp 3 juta per tahun. “Dana ini dimanfaatkan untuk kepentingan anggota dan wadah edukasi di kalangan pebisnis kuliner, salah satunya training kafe dan restoran, terutama mengenai standarisasi terkait food safety,” jelasnya. “Menjalankan bisnis restoran butuh passion, bukan sekadar mengandalkan manajer dan chef. Pemilik restoran juga perlu aktif melakukan quality control, dan hal ini hanya dapat dilakukan jika pemilik restoran memiliki passion di bisnis tersebut. Untuk terjun ke bisnis restoran harus tahu kesulitan. Banyak pendatang baru yang menganggap mudah berbisnis makanan dan minuman, menyerahkan pada manajer dan chef. Biasanya yang seperti ini umur restorannya takkan bertahan lama,” tandas Stevan. Sementara Sisca menyarankan, pelaku bisnis kuliner sebaiknya lebih memerhatikan pemilihan lokasi dan kenyamanan restoran. “Pemilihan lokasi penting, selain juga kondisi rumah makan atau restoran yang nyaman dan harga murah namun enak,” tambahnya. Fenomena yang berkembang belakangan juga perlu dicermati, terutama bagi pebisnis kuliner yang menyasar kalangan anak muda. “Anak muda sekarang ini lebih suka duduk-duduk di minimarket yang nyaman, ber-AC, sambil ngopi atau sekedar ngemil. Lokasi yang nyaman dan harga murah ini bisa jadi daya tarik untuk konsumen,” lanjutnya. Tertarik mengembangkan bisnis ke dunia kuliner? Lagi-lagi, jangan sekadar latah, pastikan Anda memiliki hasrat besar mengembangkan kuliner, jika ingin mendulang sukses di bisnis makanan minuman di Indonesia. |
Paula Patton Bermain Cemerlang di Mission Impossible: Ghost Protocol Posted: 27 Dec 2011 02:40 AM PST
Aku banyak melakukan adegan fisik, menembak dan berkelahi "Aku banyak melakukan adegan fisik, menembak dan berkelahi," tutur Patton. Sebagai upaya mempromosikan film tersebut, Patton bahkan rela difoto seksi untuk sejumlah majalah. Aktris yang menikah dengan penyanyi peraih Grammy Award, Robin Thicke (34), ini baru melahirkan anak pertamanya, Julian Fuego, April 2010. "Aku benar-benar latihan keras, terutama karena aku baru melahirkan anakku lima bulan lalu. Jadi bisa Anda lihat, aku tidak berada dalam kondisi tubuh terbaik," tambah Patton yang juga main di film Hitch dan Deja Vu. Menurut dia, bekerja sama dengan Tom Cruise—yang di film itu mengulang perannya sebagai agen IMF, Ethan Hunt—merupakan pengalaman menakjubkan. "Ini adalah saat yang kamu inginkan sebagai seorang aktris. Dia sangat pemurah karena rela berbagi perhatian dengan aktor lain dan membuat aktor lain ikut dikenal," ujar aktris kelahiran California, Amerika Serikat, ini |
You are subscribed to email updates from chantika.com To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |